Minggu, 05 September 2010

MEMBANGUN RUMAH INTELEKTUALITAS GMKI

Tantangan zaman semakin berat dan bahkan hampir menyeluruh di segalaaspek kehidupan. Kita akan tenggelam jika tidak mampu beradaptasisecara cepat dan kalah dalam persaingan, di tinggal jauh oleh merekayang mampu berpkir cepat dan bertindak spontan. Perkembangan informasi,teknologi, pendidikan dan kebudayaan zaman begitu cepatnya bergulirseolah tidak mau kalah oleh perubahan waktu. Oleh beberapa orang halini dimanfaatkan untuk meningkatkan kapabilitas mereka sehingga tetapmampu berdiri tegak di persimpangan waktu, tapi bagi sebagian oranglagi justru hal ini menjadi masalah bagi mereka karena mereka hanyamampu berdiam atau bisu melihat segala perubahan yang ada disekitarnya.

Pertanyaansaya bagi kita para mahasiswa Kristen khususnya kader-kader GMKI,dimanakah posisi kita? Apakah pada posisi yang mampu mengikutiperkembangan zaman atau sebaliknya? Semestinya kita harus berada dalamposisi yang benar yaitu mampu mengikuti perkembangan zaman karena kitaadalah orang Kristen dan kader GMKI. So whatt dengan Kristen dan KaderGMKI? (good question). Jikakita sadar dengan identitas kita maka sesungguhnya kita harus mengakuibahwa ternyata Tuhan itu sangat baik kepada kita. DiberikanNya kitaakal pikiran dan budi untuk mampu memahami arti hidup kita di dunia.Tapi seberapa seringkah kita sadar akan hal ini? Seringkali kitaberjalan sendiri tanpa minta Tuhan hadir dalam setiap langkah kita,merasa seolah mampu menghadapi kehidupan ini sendirian. Filsuf ternamaAristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon,manusia adalah makhluk sosial yang berarti manusia adalah makhluk yangtidak dapat hidup sendirian sehingga dia harus bersosialisasi. Tapimenurut saya jauh sebelum zoon politicontersebut lahir, manusia harus menyadari bahwa dirinya adalah makhlukyang tidak dapat hidup tanpa Tuhannya atau penciptanya. Karena fenomenayang sering terjadi adalah manusia cenderung terlalu ber-zoon politicon tapi lupa akan Tuhannya. Hal inilah yang tidak boleh hilang dari diri kita selaku Kristen dan Kader GMKI.

Nahjika kita sudah sadar akan identitas kita sebagai makhluk istimewa,yang dilengkapi akal pikiran apa tindakan selanjutnya? Dalam workshopGMKI di Samarinda Juni lalu, disampaikan bahwa GMKI harus kembali padawujudnya atau mewujudkan kembali jati dirinya sebagai "Rumah Intelektual".Rumah adalah tempat bernaung, ruang berkomunikasi dan bersosialisasidengan sesama (keluarga) dimana kita merasa nyaman untuk tinggal didalamnya. Intelektual menurut Wikipedia adalah orang yang menggunakaninteleknya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagak, atau menyoaldan menjawab soalan tentang berbagai-bagai idea. Jadi Rumah Intelektualmenurut penulis adalah menjadikan GMKI sebagai tempat bernaung bagikader-kader yang menggunakan inteleknya untuk belajar, berpikir,berdialektika, bersosialisasi, dan bertransformasi sehingga mampumenelurkan ide-ide brilian untuk menjawab persoalan yang ada. Iniadalah kondisi ideal yang diharapkan penulis terhadap RumahIntelektualnya GMKI, bukan menjadikan SC (Student Centre) sebagai tempat nongkrong saja, kongko-kongkow, debat kusir yang tidak jelas ujungnya atau persinggahan doang.

Menurut Sharif shaary,seorang intelektual itu adalah seorang pemikir yang sentiasa berfikirdan mengembangkan [serta] menyumbangkan ideanya untuk kesejahteraanmasyarakat. Dia juga adalah seorang yang mempergunakan ilmu danketajaman fikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segalaperkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana dia hadirkhususnya dan di peringkat global amnya untuk mencari kebenaran danmenegakkan kebenaran itu. Lebih daripada itu, seorang intelektual jugaadalah seorang yang kenal akan kebenaran dan berani pula memperjuangkankebenaran itu, meski bagaimanapun tekanan dan ancaman yang dihadapinya,terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat. Halinilah yang menjadi gagasan utama yang semestinya dimiliki olehkader-kader GMKI. Kita yang telah mengecap pendidikan di bangku kuliahsehingga berstatus mahasiswa seharusnya menjadi individu yangberintelektual.

Seorang intelektual itu harus peka terhadappersoalan-persoalan yang ada dan mampu menciptakan solusi bukan malahmenciptakan problem. Dia harus hadir dalam lingkungannya sebagai agent of changesehingga mampu memberikan warna. Ketika dalam sebuah komunitas hadiratau terdapat kader GMKI di dalamnya maka setidaknya dia mampumemberikan warna atau pengaruh sehingga eksistensinya diakui.".. demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan orang, supayamereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang ada diSurga.." (Mat 5 : 16). Kader GMKI harus tegas dan beranimengadakan perlawanan (bukan berarti harus demo) terhadapkebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, juga harus mampumengembangkan integritas moral, semangat solidaritas sosial kepadasesama terutama mereka yang berkekurangan, hina, miskin dan tersingkir.Seorang intelektual itu tidak boleh diam atau bisu tapi harus beranikeluar dari zona nyamannya dan berbaur dengan sosial masyarakatsehingga mampu menyuarakan kebenaran masyarakat. Itulah Intelectual Social Responsibilityyang harus dimiliki oleh kader GMKI, bahwa intelektual yang dimilikinyaharus didedikasikan kepada masyarakat/lingkungan dimana dia hadir.Untuk kader GMKI cabang Bandung, merupakan sebuah program yang patut diapresiasi ketika masih aktif mengadakan kunjungan ke Panti Asuhan,mengajari adik-adik yang ada di sana sehingga mereka merasa nyamandengan hadirnya GMKI. Adanya Lembaga bantuan Advokasi Masyarakatsehingga mampu menolong masyarakat sekitar yang membutuhkan advokasiatau bantuan hukum, mungkin perlu kita gagas lagi. Juga kegiatanmengajar anak-anak jalanan di daerah Dago sangat patut diapresiasi.Kegiatan-kegiatan "kecil" seperti ini setidaknya sudah merupakan wujudkonkret Intelektual Social Responsibility kita.

Kegiatanyang patut kita dorong kembali sebagai perwujudan rumah intelektualGMKI adalah menghidupkan kembali kebiasan berdiskusi di SC. Namanyajuga Student Centre, sejatinya student centre itu tempat apa sih?Adalah hal yang patut juga untuk diapresiasi ketika ada kader yangmampu menciptakan sebuah forum diskusi (sebut saja Forsa= Forum Sahabat) sebagai tempat berlatih mengeluarkan pendapat,berlatih memahami akan isi sebuah tulisan, berlatih berkomunikasi yangbaik, berlatih debat, berlatih menulis, dll. Tak kalah hadirnya BSPH(Balai Studi Pengkajian Hukum) juga akan sangat memberi warna dalampergerakan kita jika kita mampu mendesainnya dalam bungkusan yang apik.Karena kita para mahasiswa bisa membahas isu-isu aktual seputar hukummisalkan seperti yang baru-baru ini kita bahas, SKPP nya Bibit Chandra,Hak Pilih TNI, dll. Demikian juga FODIUM(Forum Diskusi Umum) harus lebih kita galakkan lagi kiprahnya dalamdinamika cabang sehingga setiap orang mampu mengambil bagian sesuaiminatnya. Kader GMKI akan berkembang atau bisa mengambil hikmah dariber-GMKI itu jika dia ikut ambil bagian dalam kegiatan/program GMKI itusendiri, jika tidak maka dia akan melihat GMKI itu sebagai organisasiyang kosong yang tidak memberi efek apa pada dirinya sendiri.So bagaimana dengan rekan-rekan, dang ido tahe?

Bangsaku Pandulah Negaramu !!!

Alangkah indahnya hidup berbagi dengan sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PInk Rose & Glory

PInk Rose & Glory

Pink Rose & HardWork

Pink Rose & HardWork