Kamis, 19 Agustus 2010

Ada Apa dengan Batam?

Batam terkenal dengan sebutan no 2 dari Singapur.Sebenarnya ada apa dengan Singapur itu?
Apakah karena terkenalnya dengan Industri dan gemerlap malamnya?

Selama 5(lima) tahun di Batam, mungkin sudah mulai mengenal Batam dan liku-liku Batam sudah hampir saya ketahui, maklum kalau bisa dibilang Batam itu lebih kecil dari Pulauku Samosir. Mengenal Batam, sebuah hadiah buat saya.Saya bisa bekerja disini, kuliah disini, dan semua bisa kuperoleh disini. Sebelum saya tiba diBatam ini, tercium dengan keburukan yang sangat membuatku tidak suka, dan hampir tak ingin menginjakkan kaki disini. Tapi dengan semua alternatif pilihan saat itu, membuatku harus memilih Batam.

Benarkah Batam seperti pandanganku dulu?
Benar, Batam itu kejam, kotor, hura-hura, bagi orang yang mau terjerumus didalamnya. Dulunya saya tidak percaya dengan semua itu, tapi semua jelas dan nyata setelah melihat dengan mata kepala sendiri.

Investasi-investasi dari luar negri sangat berdampak positif, dan sebanding dengan dampak negatif. Budaya luar begitu gemerlap membuat warga Batam lupa daratan, lupa budaya, lupa Tuhan, lupa keluarga dan yang lainya yang sebenarnya tidak pantas dilakukan. Begitu gampangnya berdiri hotel-hotel, club-club, krauke-krauke yang berbau luar negri. Itulah yang dibanggakan di Batam.

Orang-orang Singapur di Batam seperti Raja, disambut, dipuji, dihormati, ditakuti, sebenarnya siapa dia di negara kita?Sesukanya menghina kita, membentak kita di negara kita sendiri, memecat dengan secara tidak hormat.Uang telah membutakan mata hati kita. Dengan ikut - ikutan gaya orang - orang Indonesia menjadi gaya orang Singapur untuk membentak, menghina bawahannya, dan tak sadar dengan apa yang dilakukanya itu .

Diperusahaan-perusahaan mereka selalu dijajaran paling tinggi, makan satu tempat dengan karyawan tetapi makanan orang itu seperti direstorant dan karyawan hanya dengan yang namanya makan saja, lauk dan nasi yang disediakan perusahaan. Mereka melihat kita dengan hanya sebelah mata saja dan memandang rendah. Itukah yang akan kita pelihara diBatam ini. Semua usaha-usaha dikuasai orang Singapore, dan menghilangkan pasar bagi masyarakat kecil. Apakah penduduk Batam nantinya jadi orang Singapur.

Semua rakyat Batam mengadopsi kelakuan Singapur, mulai dari kejamnya, cueknya, foya-foyanya, gemerlap malamnya, dan pemakaian obat terlarang, dan tidak perduli dengan sekitarnya. Masyarakat banyak hancur, gadis-gadis Batam banyak yang menjadi pelacur, dan terjerumus dan semakin terjerumus .Dengan bangganya gadis-gadis itu menggandeng apek-apek yang tidak sebanding dengannya lagi, bagaimana tidak itu sudah menjadi malam-malamnya.

Kehidupan malam lebih ramai di Batam, dihotel, diclub, tempat massage, dan dikatakan itu penghasilan yang sangat tinggi di Batam. Ada apa dengan malam, bukankah seharusnya tidur? Jam 10 malam gadis-gadis itu keluar dengan gaya pakaian tak sepantasnya. Tertawa-tawa mengundang mata melihat dia, menarik perhatian orang di sana. Sungguh menyedihkan, mengapa semua itu terjadi disini???????/

Hal yang belum lama di Batam ini berdiri banyak tempat massage dan tempat remang - remang, sebenarnya apakah pemerintah tidak melihat ataukah dibuta-butakan. Tempat itu penuh dengan hidung belang. Dengan hanya ditutup dengan kain horden dan tempat cukup untuk berdua saja. Manusia itu menjadi binal dan seperti binatang. Tempat-tempat seperti itu juga dikunjungi orang - orang yang tidak tau diri. Dengan pendapatan yang minimal tetap juga ingin mengetahui apa yang terjadi disana. Dengan cara tidak mau ketinggalan akhirnya ikut-ikutan juga dan tak perduli dengan anak istrinya.

Apakah itu sebuah penyebab kemiskinan di Batam????????

Dengan yang saya alami, hal itulah yang menyebabkan kemiskinan di Batam. Kontraktor-kontraktor perkapalan diBatam kebanyakan orang Singapur. Dengan membayar gaji yang kecil dan mengorek uang sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri, tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan dan pergi berfoya- foya disana. Basik di Batam telah ditentukan 1.177.000/ bulan dan sekitar 6.800 per jam, tetapi bagaimana dengan gaji orang yang 4.500 per jam, tanpa jamsostek? Dimana pemerintah yang ada di Batam. Apakah sebenarnya tidak mendengar ???

Sebelum ada GMKI(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) di Batam, saya berpikir, akan seperti apa Batam nantinya????. Mahasiswa diBatam tidak perduli dengan itu, baik kristen maupun non kristen tidak peduli dengan kemiskinan itu. Dengan menghadapi kehidupan yang makin mencekik, takut kehilangan pekerjaan, membuatnya harus bekerja keras sekuat tenaga, untuk menjalani hidup di Batam. Dan disinilah timbul ketidak pedulian dengan sesama. "Selama dia tak merugikan saya, berbuatlah sesukamu" lambang pemuda Batam.

GMKI membuka mata sebagian dari kalangan itu, berkat senior-senior yang masih setia membimbing kami dan mengajari kami, membakar semangat kami, menjanjikan harus lahir pemimpin disetiap kami. Yang tak pernah terpikir olehku, mulai kujalani bersama-sama teman dan sahabatku disana. Tertawa di lampu merah itu membuat tawa kami semakin menggema dimanapun kami berada, Sahut-menyahut menjadi sebagai kakak-adik.

Berjuanglah GMKI, aku bangga aku ada didalammu, tumbuhlah di hati pemuda-pemuda, mahasiswa-mahasiwa Batam!!! Siapa yang membangun Batam kalau bukan kita? saudaraku.! Menunggu pemerintah seakan tiada titik akhirnya. Bukalah mata dan pikiran, ikutilah misi dan visi Kristus, tunjukkanlah bahwa kamu masih mengenal Yesus Kristus.

Berdiri Teguh, Jangan Goyah
- 1 Korintus 15:58

By: Ellis Veronika Sitinjak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PInk Rose & Glory

PInk Rose & Glory

Pink Rose & HardWork

Pink Rose & HardWork