Walau hidup itu seperti kumelihatnya, buram
Tapi kumerangkai lagi, seperti ada cara
Seperti ada lorong menyapaku
Janji-janji yang belum terbayar
Meyakinkanku, itu sebuah tanggung jawab
Mengapa padam
Dimana semangat yang pernah ada
Membungkam seperti tak ada yang kurang
Namun tersimpan berjuta-juta sesal
Sesal,
Apa yang disesalkan
Bagaimana dengan waktu yang menunggu untukmu
Bagaimana dengan saudara yang menunggumu
Bagaimana dengan cita-citamu dulu
Apakah itu akan tinggal tiada jawaban
Tidakkah kamu mengenal dirimu
Yang punya hak sama diantara siapapun itu
Yang mau membangun dan mau merusak dengan sesukanya
Adakah kamu masih disana, Mengapa bisu?
Bagaimana dengan waktumu
Setiap pagi yang menyapamu
Lembut membangunkanmu
Memberikan hawa lembut
Berharap engkau menyapanya dengan senyum
Dan dirimu hanya bungkam
Akankah kamu biarkan menangis disetiap kamu lewati
Akankah kehausan mengikutimu, dengan tiada harapan
Sehingga terbiasa dengan kekosongan dan putus asa
Maafku yang tak termaafkan
Kumulai mengungkapnya dengan terbatah-batah
Maafkan aku, tak akan kubiarkan sedetikpun waktuku menangis lagi
Aku berjanji, warnamu akan kubuat penuh dengan kemilau dan arti
Ku akan hias lebih dari yang kau minta waktuku
Kau mengingatkan ku,
Kau sahabatku yang terbaik, mengantarkanku dengan penuh makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar